Pertemuan 11
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Etos Kerja
Etos (etika) kerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1.
Agama
Dasar pengkajian kembali makna etos kerja di Eropa
diawali oleh buah pikiran Max Weber.Salah satu unsur dasar dari kebudayaan
modern, yaitu rasionalitas (rationality) menurut Weber lahir dari etika
Protestan. Pada
dasarnya agama merupakan suatu sistem nilai. Sistem nilai ini tentunya akan
mempengaruhi atau menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir,
bersikap dan bertindak seseorang pastilah diwarnai oleh ajaran agama yang
dianutnya jika ia sungguh-sungguh dalam kehidupan beragama. Dengan demikian,
kalau ajaran agama itu mengandung nilai-nilai yang dapat memacu pembangunan,
jelaslah bahwa agama akan turut menentukan jalannya pembangunan atau
modernisasi.
Weber
memperlihatkan bahwa doktrin predestinasi dalam protestanisme mampu melahirkan
etos berpikir rasional, berdisiplin tinggi, bekerja tekun sistematik,
berorientasi sukses (material), tidak mengumbar kesenangan --namun hemat dan
bersahaja (asketik), dan suka menabung serta berinvestasi, yang akhirnya
menjadi titik tolak berkembangnya kapitalisme di dunia modern.
Sejak
Weber menelurkan karya tulis The Protestant Ethic and the Spirit of
Capitalism berbagai studi tentang etos
kerja berbasis agama sudah banyak dilakukan dengan hasil yang secara umum
mengkonfirmasikan adanya korelasi positif antara sebuah sistem kepercayaan
tertentu dengan kemajuan ekonomi, kemakmuran, dan modernitas (Sinamo,
2.
Budaya
Luthans mengatakan bahwa sikap mental, tekad,
disiplin dan semangat kerja masyarakat juga disebut sebagai etos budaya.
Kemudian etos budaya ini secara operasional juga disebut sebagai etos kerja.
Kualitas etos kerja ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat
yang bersangkutan. Masyarakat yang memiliki sistem nilai budaya maju akan
memiliki etos kerja yang tinggi. Sebaliknya, masyarakat yang memiliki sistem
nilai budaya yang konservatif akan memiliki etos kerja yang rendah, bahkan bisa
sama sekali tidak memiliki etos kerja.
3.
Sosial politik
Menurut Siagian, tinggi atau rendahnya etos kerja suatu
masyarakat dipengaruhi juga oleh ada atau tidaknya struktur politik yang
mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan dapat menikmati hasil kerja keras
mereka dengan penuh.
4.
Kondisi lingkungan (geografis)
Siagian juga menemukan adanya indikasi bahwa etos kerja
dapat muncul dikarenakan faktor kondisi geografis. Lingkungan alam yang mendukung
mempengaruhi manusia yang berada di dalamnya melakukan usaha untuk dapat
mengelola dan mengambil manfaat, dan bahkan dapat mengundang pendatang untuk
turut mencari penghidupan di lingkungan tersebut.
5.
Pendidikan
Etos
kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan
sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras.
Meningkatnya kualitas penduduk dapat tercapai apabila ada pendidikan yang
merata dan bermutu, disertai dengan peningkatan dan perluasan pendidikan,
keahlian dan keterampilan, sehingga semakin meningkat pula aktivitas dan
produktivitas masyarakat sebagai pelaku ekonomi
6.
Motivasi intrinsik individu
Anoraga
mengatakan bahwa individu memiliki etos kerja yang tinggi adalah individu yang
bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan sikap, yang
tentunya didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang. Keyakinan ini
menjadi suatu motivasi kerja, yang mempengaruhi juga etos kerja seseorang.
Menurut
Herzberg, motivasi yang sesungguhnya bukan bersumber dari luar diri, tetapi
yang tertanam (terinternalisasi) dalam diri sendiri, yang sering disebut dengan
motivasi intrinsik. Ia membagi faktor pendorong manusia untuk melakukan kerja
ke dalam dua faktor yaitu faktor hygiene dan faktor motivator. Faktor hygiene
merupakan faktor dalam kerja yang hanya akan berpengaruh bila ia tidak ada,
yang akan menyebabkan ketidakpuasan. Ketidakhadiran faktor ini dapat mencegah
timbulnya motivasi, tetapi ia tidak menyebabkan munculnya motivasi. Faktor ini disebut
juga faktor ekstrinsik, yang termasuk diantaranya yaitu gaji, status, keamanan
kerja, kondisi kerja, kebijaksanaan organisasi, hubungan dengan rekan kerja,
dan supervisi. Ketika sebuah organisasi menargetkan kinerja yang lebih tinggi,
tentunya organisasi tersebut perlu memastikan terlebih dahulu bahwa faktor
hygiene tidak menjadi penghalang dalam upaya menghadirkan motivasi ekstrinsik.
Faktor
yang kedua adalah faktor motivator sesungguhnya, yang mana ketiadaannya bukan
berarti ketidakpuasan, tetapi kehadirannya menimbulkan rasa puas sebagai
manusia. Faktor ini disebut juga faktor intrinsik dalam pekerjaan yang meliputi
pencapaian sukses (achievement), pengakuan (recognition), kemungkinan untuk
meningkat dalam karier (advancement), tanggungjawab (responsibility),
kemungkinan berkembang (growth possibilities), dan pekerjaan itu sendiri (the
work itself). Hal-hal ini sangat diperlukan dalam meningkatkan performa kerja
dan menggerakkan pegawai hingga mencapai performa yang tertinggi.
Dengan
memahami apa itu etos kerja, serta aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
menerapkan etos kerja serta faktor-faktor yang mempengaruhinya diharapkan
sebuah organisasi (termasuk organisasi Kementerian Keuangan) akan meningkat
produktifitas dan profesionalitas kerjanya.
Indonesia
sangat membutuhkan peningkatan etos kerja di semua lini organisasi pemerintahan
dan swasta, sehingga di masa depan dapat terwujud bangsa Indonesia yang maju
dan disegani masyarakat internasional.
7.
Struktur Ekonomi.
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh
ada atau tidaknya struktur ekonomi, yang mampu memberikan insentif bagi anggota
masyarakat untuk bekerja keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan
penuh.
8.
Motivasi Intrinsik Individu.
Individu yang akan memiliki etos kerja yang tinggi adalah
individu yang bermotivasi tinggi. Etos kerja merupakan suatu pandangan dan
sikap yang didasari oleh nilai-nilai yang diyakini seseorang.
Sumber
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI PPKn SMA/MA/SMK/MAK XII
Buku PPKn kelas XII untuk
SMK/MAK,Bumi Aksara ,MGMP PPKn Kab Banyumas
Buku PKn SMK Kelas 12 Kokom
Komalasari,Armico
Tidak ada komentar:
Posting Komentar