Pertemuan 10 Hakikat etos kerja
A.
Hakikat Etos Kerja
Kamus Wikipedia menyebutkan bahwa etos berasal dari
bahasa Yunani; akar katanya adalah ethikos, yang berarti moral atau
menunjukkan karakter moral.Dalam bahasa Yunani kuno dan modern, etospunya
arti sebagai keberadaan diri, jiwa, dan pikiran yang membentuk seseorang.
Pada Webster's New Word Dictionary, 3rd College Edition, etos
didefinisikan sebagai kecenderungan atau karakter; sikap,
kebiasaan,keyakinan yang berbeda dari individu atau kelompok. Bahkan dapat
dikatakan bahwa etos pada dasarnya adalah tentang etika.
Etika tentu bukan hanya dimiliki bangsa tertentu. Masyarakat
dan bangsa apapun mempunyai etika; ini merupakan nilai-nilai universal.
Nilai-nilai etika yang dikaitkan dengan etos kerja seperti rajin, bekerja,
keras, berdisplin tinggi, menahan diri, ulet, tekun dan nilai-nilai etika
lainnya bisa jugaditemukan pada masyarakat dan bangsa lain. Kerajinan,
gotong royong,saling membantu, bersikap sopan misalnya
masih ditemukan dalam masyarakat kita. Perbedaannya adalah bahwa pada
bangsa tertentu nilai-nilai etis tertentu menonjol sedangkan pada bangsa lain
tidak.
Bila pengertian etos kerja
re-definisikan, etos kerja adalah respon yang unik dari seseorang atau kelompok
atau masyarakat terhadap kehidupan; respon atau tindakan yang muncul dari
keyakinan yang diterima dan respon itu menjadi kebiasaan atau karakter pada
diri seseorang atau kelompok atau masyarakat. Dengan kata lain, etika kerja merupakan produk dari sistem
kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok atau masyarakat.
Menurut Jansen Sinamo, etos
kerja adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada keyakinan
fundamental yang disertai komitmen total pada paradigma kerja yang integral.
Menurutnya, jika seseorang, suatu organisasi, atau suatu komunitas menganut
paradigma kerja, mempercayai, dan berkomitmen pada paradigma kerja tersebut,
semua itu akan melahirkan sikap dan perilaku kerja mereka yang khas. Itulah
yang akan menjadi budaya kerja.
B.
Aspek-Aspek Etos (Etika) Kerja
Menurut Sinamo (2005), setiap manusia memiliki spirit (roh)
keberhasilan, yaitu motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Roh
inilah yang menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin,
teliti, tekun, integritas, rasional, bertanggung jawab dan sebagainya. Lalu
perilaku yang khas ini berproses menjadi kerja yang positif, kreatif dan
produktif.
Dari ratusan teori sukses yang beredar di masyarakat sekarang
ini, Sinamo (2005) menyederhanakannya menjadi empat pilar teori utama. Keempat
pilar inilah yang sesungguhnya bertanggung jawab menopang semua jenis dan
sistem keberhasilan yang berkelanjutan (sustainable success system) pada semua
tingkatan. Keempat elemen itu lalu dikonstruksikan dalam sebuah konsep besar
yang disebutnya sebagai Catur Dharma Mahardika (bahasa Sansekerta) yang berarti
Empat Darma Keberhasilan Utama, yaitu:
1.
Mencetak prestasi dengan motivasi superior.
2.
Membangun masa depan dengan kepemimpinan visioner.
3.
Menciptakan nilai baru dengan inovasi kreatif.
4.
Meningkatkan mutu dengan keunggulan insani.
Selanjutnya
Jansen Sinamo, Sang Bapak
Etos sekaligus Penulis 8 Etos
Kerja Profesional: navigator Anda menuju sukses, mengatakan bahwa
manusia itu pada dasarnya adalah pencari kesuksesan. Arti sukses itu
sendiri dipandang relatif oleh sebagian masyarakat dari segi pencapaiannya,
namun ada satu hal yang tetap dilihat sama oleh masyarakat dari zaman apapun
yakni cara untuk mencapai kesuksesan dengan 8 aspek etos kerja berikut ini :
a.
Kerja adalah Rahmat: Bekerja Tulus Penuh Syukur. Bekerja adalah rahmat yang turun dari Tuhan, oleh
karena itu harus kita syukuri. Bekerja dengan tulus akan membuat kita merasakan
rahmat lainnya sebagai berikut:
ü Kita dapat menyediakan sandang-pangan untuk keluarga kita
dengan gaji yang kita dapat.
ü Kita diberi kesempatan untuk bisa bergaul lebih luas serta
meningkatkan kualitas diri ke tingkat yang lebih tinggi hingga kita bisa
tumbuh dan berkembang.
ü Kita bisa memaksimalkan talenta kita saat bekerja.
ü Kita bisa mendapatkan pengakuan dan identitas diri dari
masyarakat dan komunitas.
b.
Kerja adalah Amanah: Bekerja Benar Penuh Tanggung
Jawab. Amanah melahirkan sebuah sikap
tanggung jawab, dengan demikian maka tanggung jawab harus ditunaikan dengan
baik dan benar bukan hanya sekedar formalitas. Rasa tanggung jawab terhadap
pekerjaan yang didelegasikan kepada kita akan menumbuhkankehendak kuat untuk
melakasanakan tugas dengan benar sesuai job description untuk mencapai target yang ditetapkan.
c.
Kerja adalah Panggilan: Bekerja Tuntas Penuh
Integritas. Dalam konteks pekerjaan,
panggilan umum ini memiliki arti bahwa apa saja yang kita kerjakan hendaknya
memenuhi tuntutan profesi. Profesi yang kita jalani untukmenjawab panggilan
kita sebagai akuntan, hakim, dokter, dsb. Agar panggilan dapat diselesaikan
hingga tuntas maka diperlukan integritas yang kuat karena dengan memegang teguh
integritas maka kita dapat bekerja dengan sepenuh hati, segenap pikiran,
segenap tenaga kita secara total, utuh dan menyeluruh.
d.
Kerja adalah Aktualisasi: Bekerja Keras Penuh
Semangat. Aktualisasi adalah kekuatan
yang kita pakai untuk mengubah potensi menjadi realisasi. Tujuan dari sikap
aktual ini adalah agar kita terbiasa bekerja keras dan selalu tuntas untuk
mencapai mimpi dan keinginan kita tanpa merubah diri kita menjadi pecandu
kerja. Ada tiga cara mudah untuk meningkatkan etos kerja keras, yaitu:
ü Kembangkanlah visi sebagai ilham untuk
bekerja keras.
ü Kerja keras merupakan ongkos untuk
mengembangkan diri kita.
ü Kerja keras itu baik, menyehatkan dan
menguatkan diri kita.
e. Kerja adalah
Ibadah: Bekerja Serius Penuh Kecintaan. Segala
pekerjaan yang diberikan Tuhan kepada kita harus kita syukuri dan lakukan
dengan sepenuh hati. Tidak ada tipe atau jenis pekerjaan yang lebih baik dan
lebih rendah dari yang lain karena semua pekerjaan adalah sama di mata Tuhan
jika kita mengerjakannya dengan serius dan penuh kecintaan. Berbekal keseriusan
itu maka hasil yang akan kita peroleh juga akan lebih dari yang kita bayangkan,
begitu pula jika pekerjaan yang kita lakukan didasarkan oleh rasa cinta.
Seberat apapun beban pekerjaan kita, berapapun gaji yang kita dapatkan dan
apapun posisi yang kita pegang akan memberikan nilai moril dan spirituil yang
berbeda jika semua didasari dengan rasa cinta. Jadi ingat, bekerja serius penuh
kecintaan akan melahirkan pengabdian serta dedikasi terhadap pekerjaan.
f. Kerja adalah
Seni: Bekerja Cerdas Penuh Kreatifitas. Bekerja
keras itu perlu, namun bekerja dengan cerdas sangat dibutuhkan. Kecerdasan
disini maksudnya adalah menggunakan strategi dan taktik dengan pintar untuk
mengembangkan diri, memanfaatkan waktu bekerja agar tetap efektif dan efesien,
melihat dan memanfaatkan peluang kerja yang ada, melahirkan karya dan buah
pikiran yang inovatif dan kreatif. Hasilnya, tentu saja daya cipta kita bukan
hanya disenangi oleh pemimpin perusahaan tetapi juga oleh orang lain karena
semua yang kita hasilkan itu adalah karya seni.
g. Kerja adalah
Kehormatan: Bekerja Tekun Penuh Keunggulan. Kehormatan diri bisa kita dapatkan dengan bekerja.
Melalui pekerjaan, maka kita dihormati dan dipercaya untuk memangku suatu
posisi tertentu dan mengerjakan tugas yang diberikan kepada kita termasuk
segala kompetensi diri yang kita miliki, kemampuan dan kesempatan dalam hidup.
Rasa hormat yang terbentuk dalam diri kita akan menumbuhkan rasa percaya diri
yang akan meningkatkan keinginan kita untuk bekerja lebih tekun.
h. Kerja adalah
Pelayanan: Bekerja Paripurna Penuh Kerendahan Hati. Tahukah Anda kalau ternyata
hasil yang kita lakukan dalam bekerja bisa menjadi masukan untuk orang lain dan
begitu pula sebaliknya. Sehingga dari proses tersebut kita telah memberikan
kontribusi kepada orang lain agar mereka bisa hidup dan beraktivitas dengan
lebih mudah. Jadi, bekerja juga bisa kita golongkan sebagai salah satu bentuk
pelayanan kita terhadap orang lain.
C.
Etos kerja Pancasila
Etos kerja Pancasila merupakan pemikiran; nilai-nilainya
dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila, yang tidak tertulis secara eksplisit,
tetapi harus digali lebih dalam, khususnya pada sila Ketuhanan yang Maha Esa. Dengan demikian, etos kerja ini
dihubungkan dengan sistem keyakinan untuk membedakannya dari etos kerja yang
bersifat sekular seperti yang ditawarkan oleh falsafah Pragmatisme.
Keunikan
etos kerja ini dengan etos kerja lainnya bisa dilihat dari 10 ciri utamanya,
yaitu:
ü
Bekerja
dengan Rasa Tanggung-jawab
ü
Bekerja
pada Pekerjaan Sesuai Bakat
ü
Bekerja
Secara Sistematis
ü
Bekerja
dengan Efisien
ü
Bekerja
Keras
ü
Bekerja
dengan Rajin
ü
Bekerja
dengan Tekun
ü
Bekerja
dengan Pengharapan
ü
Bekerja
dengan Cinta Kasih
D.
Nilai-Nilai Budaya Kerja
Nilai-nilai
budaya kerja pada prinsipnya terbagi menjadi lima kelompok besar meliputi :
1)
Nilai-Nilai
Sosial, yang terdiri dari : nilai kemanusiaan, keamanan, kenyamanan, persamaan,
keselarasan, efisiensi, kepraktisan;
2)
Nilai-Nilai
Demokratik yang terdiri dari : kepentingan individu, kepatuhan, aktualisasi
diri, hak-hak minoritas, kebebasan/kemerdekaan, ketepatan, peningkatan.
3)
Nilai-Nilai
Birokratik, yang meliputi : kemampuan teknik, spesialisasi, tujuan yang
ditentukan, tugas dalam tindakan, rasional, stabilitas, tugas terstruktur.
4)
Nilai-Nilai
Profesional, termasuk : keahlian, wewenang memutuskan, penolakan kepentinan
pribadi, pengakuan masyarakat, komitmen kerja, kewajiban sosial, pengaturan
sendiri, manfaat bagi pelanggan, disiplin.
5) Nilai-Nilai Ekonomik, yaitu :rasional,
ilmiah, efisiensi, nilai terukur dengan materi, campur tangan minimal,
tergantung kekuatan pasar.
Sumber
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI PPKn SMA/MA/SMK/MAK XII
Buku PPKn kelas XII untuk
SMK/MAK,Bumi Aksara ,MGMP PPKn Kab Banyumas
Buku PKn SMK Kelas 12 Kokom
Komalasari,Armico
Nama : irfan nur ismail
BalasHapusKelas : XII TKROT